Tags

yang khas di depan Boulevard



(Jumat, 20/11) Saat itu waktu menunjukkan pukul sepuluh. Hari menjelang siang. Lalu lalang kendaraan makin riuh datang, pergi, atau sekedar melewati jalan depan Boulevard UNS. Beberapa orang mampir mendatangi ke sebuah gerobak lalu pergi dengan membawa sebuah bungkus plastik hitam setelah memberikan beberapa uang lembar seribuan. Seorang pemuda dengan tinggi badan sedang, bertubuh besar sedang berdiri di depan penggorengan di gerobak tempatnya mencari penghasilan.
Di situ ia mengaduk-aduk adonan putih di dalam panci berukuran sedang. Beberapa kali suara khas penggorengan terdengar saat adonan dimasukkan ke dalam wajan. Sembari menunggu matang, pemuda itu meracik bahan-bahan makanan lalu dimasukkan ke dalam plastik. Sekali waktu dia singgah ke gerobak sebelahnya untuk meracik bahan yang sama namun kali ini disajikannya dalam piring. Dengan pencepit makanan diambilnya satu persatu tahu atau pangsit basah dengan tangan kiri lalu dipotongnya memakai gunting dengan tangan kanan. Setelah itu ditaburinya mentimun yang dipotong dadu kecil-kecil lalu sebagai finishing touch diambilnya saus kacang dari panci besar ditaruh di atas racikan tersebut dengan gaya memutar. Orang-orang yang mampir biasa mengatakan. “ Mas, batagornya satu ya? ”. “ Bungkus pa makan di sini? “ jawab pemuda itu.
Berulang kali pemuda yang berkulit sawo matang dan memiliki gaya rambut spike itu memutar setelan pada kompor gasnya, lalu dilanjutkannya dengan mengaduk gorengan. Dengan tangan kiri melingkar pada pinggang, tumit kaki kiri disandarkan pada kaki kanan, dan tangan kanan tetap mengaduk, pria itu menunggu gorengan matang.
“ Mas, batagornya satu porsi berapa?” “ Tiga ribu “ Jawab pemuda itu singkat. Ia biasa menjajakan batagornya sampai senja di setiap harinya.
Di sekitar Boulevard tepatnya menghadap rumah dinas rektor, pemuda itu mencukupi kebutuhan hidupnya. Meskipun suara berisik klakson kendaraan yang hendak menyeberang saling bersahutan, asap polusi bertebaran mewarnai suasana di sekitar gerobak tersebut, bisa dibilang para pembeli terus silih berganti mampir untuk mencicipi makanan khas dari Bandung tersebut.

0 comments:

A SALAD BOWL

Adapted from American identity slogan "A Salad Bowl" This blog contains various moments that The M-Stylist shares. It's me, M-Stylist -Moments Stylist. Sorry if the name is pretty lame and freak. But I love to be Freak! it's like my middle name *ups

Like all nerd as usual, in this blog I nerdly capture things I love, share my style of mind, post my God-bless Paper, and... lemme figure what's next...

Have Fun Reading Nerds!

The Jakarta Post Breaking News